PROTOTIPE ORANG-ORANGAN SAWAH SEBAGAI ALTERNATIF PEMBANTU ALAT PENGUSIR HAMA DI SAWAH

PENELITIAN

Prototipe Orang-orangan Sawah – Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan luas area pertanian, khususnya padi yang mencapai jutaan hektar luasnya. Data di BPN menunjukkan bahwa tahun 2004, total sawah di Indonesia tercatat 8,9 juta hektar. Hal ini tentunya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara penghasil padi dengan varian dan kualitas yang bermacam-macam.

Pengantar

Terlepas dari melimpahnya produksi padi, para petani juga selalu memiliki kendala yang bisa mempengaruhi menurunnya hasil panen, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Dalam hal penurunan kualitas, biasanya disebabkan oleh faktor human error, atau kesalahan petani sendiri dalam perawatan padinya, misalnya kesalahan pada pemberian pupuk yang berlebih. Sedangkan untuk penurunan kuantitas padi, faktor utamanya ialah serangan berbagai hama padi.

Hama yang Mengganggu Petani

Hama memang merupakan salah satu musuh utama para petani yang setiap saat bisa menyerang tanaman. Salah satu hama yang kerap meresahkan petani adalah hama burung, tak sedikit para petani yang dibuat jengkel dengan terus meningkatnya populasi burung sebagai hama bagi padi. Karena pada saat menjelang panen, padi sudah pasti akan diserang hama burung. Burung menyerang tanaman padi pada fase matang susu sampai pemasakan biji (sebelum panen). Serangan mengakibatkan biji hampa, adanya gejala seperti butir padi mengering dan biji banyak yang hilang. Ini jelas akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi para petani.

Membasmi hama dapat dilakukan dengan cara kimia, dan fisik. Cara kimia cukup mahal dan dapat berdampak negatif terhadap manusia, sedangkan dengan cara fisik dapat dilakukan dengan membasmi serta mengusir. Semuanya membutuhkan biaya, tenaga dan waktu. Hal ini menjadi kendala utama di pertanian.

Terdapat beberapa cara yang biasa di lakukan petani untuk mencegah serangan hama burung terhadap padi. Cara tersebut diantaranya dengan menggunakan orang-orangan sawah atau tali yang diberi plastik untuk menakut-nakuti burung. Tidak jarang pula petani secara langsung mengusir burung yang setiap waktu hinggap di padi mereka. Pastinya cara ini sangat melelahkan. Mereka diwajibkan menjaga sawah dari serangan burung dari jam 6-10 pagi dan jam 2-6 sore, karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang kritis bagi tanaman padi diserang burung. Atau agar tidak kelelahan, ada juga beberapa petani yang mempekerjakan orang untuk menjaga sawah mereka. Dilihat dari segi ekonomi, langkah ini jelas tidak efisien karena petani harus kembali mengeluarkan biaya guna membayar si penjaga burung.

Wawancara dan Observasi

Melalui wawancara yang telah kami lakukan bersama petani di Dusun Semanu Selatan, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, ternyata mereka memiliki masalah pada hama yang menyerang tanaman padi mereka. Salah satunya adalah burung pipit, memang di tempat tersebut jarang di jumpai burung pipit, namun sekalinya datang, burung tersebut gerudukan atau datang secara rombongan, sehingga rumbai-rumbai dan orang-orangan sawah tradisional yang mereka buat pun tak mampu menghalau burung pipit karena sudah rusak akibat terus-menerus terkena hujan dan tentu hal itu akan sangat berdampak besar bagi hasil panen.

Setelah melakukan observasi di sekeliling sawah, ternyata orang-orangan sawah yang di buat hanya terbuat dari jerami, kain, karung, dan bambu. Sehingga orang-orangan sawah tersebut tak bisa untuk bertahan lama dan akan rusak jika secara terus-menerus terkena hujan. Orang-orangan sawah dan rumbai-rumbai tali kresek yang dipasang oleh petani di Dusun Semanu Selatan, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, hanya bisa mengandalkan kekuatan angin untuk bisa bergerak, atau pun petani sendiri yang menggerakannya secara manual.

Upaya Penanggulangan

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut, maka sangat penting bagi peneliti untuk mengembangkan orang-orangan sawah yang sudah ada untuk menjadi alat yang bisa bergerak otomatis, sederhana, bersih, dan tentunya ramah lingkungan. Alat ini nantinya akan dapat membantu petani untuk mengusir hama burung pada sawah sehingga dapat mengurangi jumlah kerugian panen padi karena ulah hama burung.

Pembuatan Prototipe Orang-orangan Sawah

Alat :

  • Gunting
  • Cutter
  • Alat lem tembak
  • Penggaris
  • Pensil
  • Palu
  • Tang

Bahan :

  • Motor Listrik
  • Rumput Imitasi
  • Karton
  • Miniatur orang-orangan sawah yang berasal dari limbah plastik
  • Miniatur gubuk yang berasal dari bambu tusuk sate
  • Nilon
  • Tanah Liat dan Air
  • Kabel dan Saklar
  • Kayu

Langkah-langkah Pembuatan :

  • Persiapkan bahan dan alat yang akan di gunakan.
  • Buatlah miniatur sawahnya dulu dengan rumput imitasi, karton, dan tanah.
  • Membuat orang-orangan sawah dengan botol bekas dan sampah plastik di sertai dengan tali nilon.
  • Membuat baling-baling dengan stick es krim dan kayu.
  • Membuat kerangka mesin motor listrik menggunakan kayu.
  • Pasang motor listriknya beserta kabel dan saklar.
  • Merangkai mesin, baling-baling, dan orang-orangan sawah hingga bentuk sesuai dengan desain yang telah di buat.
  • Melakukan uji coba pada alat.
Proses Pembuatan Prototype Orang-Orangan Sawah
Proses Pembuatan Prototype Orang-Orangan Sawah

Hasil Uji Coba Prototipe Orang-orangan Sawah

Bahwa hasil uji coba terhadap dua variabel yaitu alat pengusir hama burung berupa orang-orangan sawah tradisional Uji Coba I dan Cucumeraria Formido Birf Midges Uji Coba II serta wawancara yang di lakukan kepada warga masyarakat di Dusun Semanu Selatan, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, maka pada penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa Cucumeraria Formido Bird Midges Uji Coba II merupakan modifikasi alat pengusir burung berupa orang-orangan sawah dari komponen baling-baling dan dinamo motor listrik  dapat di gunakan oleh masyarakat maupun petani setempat dengan lebih mudah, efektif, dan efisien. Terbukti berdasarkan hasil wawancara di dapati respon positif terhadap alat Cucumeraria Formido Bird Midges sebagai alat alternatif pengusir hama burung, sehingga alat tersebut dapat di aplikasikan kepada masyarakat sekitar atau petani.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *