Ringkasan Eksekutif Medali Perak Lomba FIKSI : Pemanfaatan Limbah Ranting Jati menjadi Tas Bernilai Jual Tinggi

PENELITIAN
Tas TingTi Ranting Jati

Ranting Jati – Pemanfaatan ranting jati untuk membuat tas adalah contoh yang menarik dalam praktik daur ulang limbah dan penggunaan kreatif bahan alam. Meskipun ranting jati mungkin tidak langsung cocok untuk dijadikan tas, mereka dapat diolah dan diintegrasikan dengan bahan lain untuk menciptakan produk yang menarik.

Masalah dan Peluang Ranting Jati

Gunungkidul merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai banyak ranting jati yang terbuang sia-sia dan dibiarkan begitu saja. Limbah tersebut tersebut dapat diolah kembali menjadi sebuah tas yang akan diberi nama TAS TINGTI sehingga menambah nilai fungsi dan menjadi alternatif oleh-oleh baru wisatawan yang berkunjung di Gunung Api Purba dan sepanjang pesisir pantai Gunungkidul yang jumlahnya jutaan orang karena tas berbahan dasar dari limbah pohon jati khusunya di daerah Gunungkidul dan Yogyakarta hampir belum ada, dan umumnya tas yang terbuat dari bagian pohon berbahan dasar dari batang pohon mindi dan serat kulit pohon manduan, hal itu akan menjadi peluang usaha tas dari berbahan dasar limbah pohon jati dengan memanfaatkan ketersediaan bahan baku kayu jati di Gunungkidul yang melimpah sehingga mudah di dapat dan nantinya harga nya pun murah, hal itu  berbeda dengan bahan baku lain yang sulit di dapat sehingga harganya pun mahal.

Gagasan Inovasi Tas Ranting Jati

Inovasi Tas Tingti terletak pada bahan baku dari ranting jati yang melimpah dan memiliki tekstur kasar namun dengan memodifikasi menggunakan kulit sintetis maka ketika kita gunakan akan fleksibel, nyaman, dan ringan sehingga mudah kita bawa ketika berpergian dengan memiliki warna yang alami kecoklatan.

Dalam pembuatan Tas Tingti menggunakan teknik laminasi dan teknik jahit sehingga membutuhkan waktu yang lebih singkat dan akan memiliki daya tahan yang lama dan kuat karena setiap tas tersebut kotor cukup bersihkan dengan kain yang lembut dan keringkan secara alami di tempat yang sejuk bukan di tempat lembab. Kemasan Tas Tingti dengan memodifikasi kertas dan karton agar kemasan tersebut tidak kaku namun kuat untuk mengemas tas yang berbahan dari limbah kayu jati dan kulit sintetis.

Rencana Implementasi

Bahan-bahan : ranting jati, triplek, lem kayu, resleting, kancing magnet, kertas amplas, tali, cat kayu, kain kulit sintetis, sticker dan kemasan. Lebih lanjut, bahan tersebut kita peroleh dari petani atau pedagang ranting kayu jati di Gunungkidul. TB Mulya Jaya Playen Gg. M. Dalhar, Banaran, Playen, Kec. Playen, Kab. Gunungkidul. Toko Liva Banaran, Kec. Playen, Kab. Gunungkidul. Toko Toni FC Jl. Playen-Paliyan km 2.5, Toboyo Barat, Plembutan, Kec. Playen, Kab. Gunungkidul. Selanjutnya, Galery Annisa Jl. Manthous, Playen I, Kec. Playen, Kab. Gunugkidul. Toko Aneka Kulit Jl. Parangtritis No.23, Brontokusuma, Kec. Margangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Alat-alat : mesin potong table saw, bor, dan gerinda. Lebih lanjut, langkah-langkah dalam pembuatan Tas Tingti: memotong triplek sesuai dengan pola dan memotong limbah kayu jati dengan ketebalan 0,5 cm, lalu menempelkan potongan limbah dengan menghaluskan menggunakan mesin amplas atau gerinda. Memberikan cat kayu di bagian permukaan, kemudian menjahit kain sintetis, resleting tersebut untuk digabungkan dengan permukaan ranting jati. Setelah itu masukkan tas tersebut dalam kemasan kertas dan beri sticker logo tas tingti.

logo Tas ranting jati
logo Tas ranting jati
kemasan tas ranting jati
kemasan tas ranting jati

Kelayakan Usaha

TAS TINGTI diharapkan menjadi salah satu oleh-oleh atau alternatif tas khas Gunungkidul sehingga target utama yang menjadi konsumen “TAS TINGTI” nantinya adalah wisatawan atau masyarakat lokal dari usia anak-anak, remaja, orang dewasa bahkan lansia yang berkunjung di Pantai Wediombo 20% atau 12 buah, Pantai Ngrenehan 20% atau 12 buah , Pantai Indrayanti 20% atau 12 buah, Gunung Api Purba 10% atau 6 buah, Pasar tradhisional 15% atau 9 buah, Media sosial 15% atau 9 buah dalam satu bulan.

Rencana pemasarannya adalah dengan penjualan langsung di tempat wisata seluruh daerah Gunungkidul, pusat oleh-oleh atau pasar tradisional. Selain itu, pemasaran secara daring melalui media sosisal seperti seperti Instagram, Facebook, Whatsaap dan beberapa merket online yang sering masyarakat gunakan (Shoope, Tokopedia, Lazada, Bukalapak dan lain-lain).

Tas Ranting Jati
Tas Ranting Jati

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *