Cape Kain Perca – Pada artikel kali ini akan kami bahas ringkasan eksekutif lomba FIKSI Kategori Rencana Usaha Bidang Industri Kreatif tentang kegelisahan banyaknya limbah kain perca yang masih jarang dimanfaatkan. Oleh karena itu dibuatlah karya Cape Kain Perca (Peca) yang memanfaatkan limbah kain perca yang sudah tidak berguna menjadi suatu pakaian yang bermanfaat.
Permasalahan dan Peluang Usaha
Gunungkidul merupakan salah satu wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mempunyai banyak kain perca yang terbuang sia-sia dan dibiarkan begitu saja. Kain perca tersebut dapat diolah kembali menjadi sebuah pakaian yang akan diberi nama PECA sehingga menambah nilai fungsi dan menjadi alternatif oleh-oleh baru wisatawan yang berkunjung ke beberapa tempat wisata dan sepanjang pesisir pantai Gunungkidul yang jumlahnya jutaan orang karena pakaian berbahan dasar dari kainperca khusunya di daerah Gunungkidul dan Yogyakarta hampir belum ada, hal itu akan menjadi peluang usaha pakaian dari kainperca dengan memanfaatkan ketersediaan bahan bakukainsisakonveksi di Gunungkidul yang melimpah sehingga mudah di dapat dan nantinya harga nya pun murah.
Gagasan Inovasi Usaha
Inovasi Peca terletak pada bahan baku dari kainperca yang melimpah dan memiliki motif beragam namun dengan memodifikasi maka ketika digunakan akan fleksibel, unik, dan menarik sehingga memiliki cirikhastersendiri.
Dalam pembuatan Pecamenggunakan teknik jahit sehingga membutuhkan waktu yang lebih singkat dan akan memiliki daya tahan yang lama dan kuat karena setiap pakaian tersebut kotor cukup dibersihkan dengan mencuci dan dikeringkan secara alami di tempat yang sejuk bukan di tempat lembab. Lebih lanjut, PECA di kemas dengan memodifikasi kertas berbetuk paper bag untuk mengemas pakaian yang berbahan darikainperca.
Implementasi Usaha
PECA adalah produk yang di buat dengan menggunakan limbah kain perca yang berkualitas. Lebih lanjut, lokasi penjualan Peca di rumah pribadi atau dengan konsep stay shop dan pre-order serta titip ke beberapa gerai tempat wisata, pasar tradhisional atau bazar.
Peca dijual dengan harga Rp 65.000,00 harga ini tergolong bersaing, karena di pasaran baju biasa berkisar antara Rp 100.000,00- Rp 200.000,00 Harga yang di tetapkan ialah standard markup pricing, yaitu menambahkan persentase tertentu sebersar 20% dari harga pokok Rp 54.000,00 perunit menjadi Rp 65.000,00. Sehingga, berharap dengan harga tersebut Peca dapat terjual laris di kalangan masyarakat. Produk Peca di pasarkan/di kirimkan secara langsung dari produsen ke konsumen maupun delivery. Dengan menggunakan media promosi online maka produk Peca bisa menjangkau pasar lebih luas dari daerah Yogyakarta bisa sampai luar kota bahkan se-Indonesia.
Kelayakan Usaha
- Mitra Usaha
- Penjahit Yanto’s Tailor Jl. Taman Bakti, Tawarsari, Wonosari, Kec. Wonosari, Kab. Gunung Kidul.
- Toko Amigo WonosariJl MGR Sugiyopranoto No. 1, Wonosari, Baleharjo, Kec. Wonosari, Kab. GunungKidul.
- Husna Fashion by JM Fashion Jl. KH Agus Salim, Ledoksari, Kepek, Kec. Wonosari, Kab. Gunung Kidul.
- Desainer dan Penjahit.
- Toko pakaian Aganza Fashion Jl Brigjen Katamso, Wonosari, Ringinsari, Wonosari, Kec. Wonosari, Kab. Gunung Kidul.
- Rias Puspita Salon Jalan Nglipar – Wonosari No.Km 3, Kwarasan Kulon, Kedung Keris, Kec. Nglipar, Kab. Gunung Kidul.
- Pedagang baju atau pedagang kerajinan di tempat wisata dan butik tradhisional.
Proses Pembuatan
- Menyiapkan alat dan bahan.
- Mengumpulkan limbah kain perca.
- Menyiapkan koran untuk membentuk desain baju dan memotong sesuai pola yang telah di buat.
- Menyatukan potongan kain perca.
- Memotong kain perca sesuai pola.
- Menjahit potongan pola hingga berbentuk baju.
- Mengemas Peca pada packaging hingga di distribusikan.
Analisis Keuangan
Sehingga Produk akan mencapai BEP (Unit) saat memproduksi dan menjual sebanyak 3 unit. Lebih lanjut, akan mencapai BEP (Rp) Ketika mencapai Rp 207.000,00