Menjaga Idealisme dalam Dunia Pendidikan dan Keguruan

PENDIDIKAN
Idealisme Guru, Kebenaran Pendidikan, Fakta Guru, Politik Pendidikan, Identitas Guru, Profesi Keguruan, Guru Konten Kreator, Kenaikan Gaji, Pendidikan Nasional, Pendidikan Berlandaskan

Menjaga Idealisme dalam Dunia Pendidikan dan Keguruan

Dalam dunia pendidikan, idealisme seorang guru bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan. Guru memegang peran yang sangat penting dalam menyampaikan kebenaran dan fakta kepada para siswa, dan tugas itu harus dilakukan dengan setinggi-tingginya integritas. Fakta yang dimaksud di sini adalah kebenaran mengenai pendidikan, tentang sekolah, dan tentunya tentang murid-murid yang menjadi objek utama proses belajar-mengajar. Kebenaran tersebut harus dijaga dan disampaikan tanpa dipengaruhi oleh berbagai kepentingan eksternal, seperti politik, narasi-narasi yang berkembang, atau bahkan kepentingan pribadi.

Guru, sebagai pendidik, memang seharusnya menjaga idealismenya. Ini bukan soal klaim menjadi “paling benar,” tetapi lebih kepada tanggung jawab untuk menjaga substansi pendidikan yang tidak bisa digeser oleh kekuatan lain. Dalam kondisi dunia pendidikan yang semakin terpolarisasi, seringkali kita kehilangan inti dari tujuan pendidikan itu sendiri. Pada titik ini, kita mudah terombang-ambing oleh berbagai pengaruh luar yang mengarah pada politisasi pendidikan. Salah satu contoh yang terlihat adalah janji-janji politik tentang kenaikan gaji guru yang sering kali hanya disambut dengan tepuk tangan tanpa refleksi mendalam tentang substansi dari profesi keguruan itu sendiri.

Sangat disayangkan jika kita selalu terjebak pada identitas-identitas lain yang kadang menodai peran sejati seorang guru. Dalam banyak kasus, profesi guru mulai tereduksi menjadi label yang seringkali tidak terkait langsung dengan tugas dan tanggung jawab utama seorang pendidik. Kita bisa melihat fenomena ini dengan munculnya istilah “guru konten kreator, guru influencer” yang seolah mengalihkan fokus guru hanya pada peran mereka sebagai pembuat konten dan pembela serta pengagung kebijakan apapun yang diputuskan, bukan sebagai pendidik yang membentuk karakter dan intelektualitas siswa serta berdikari. Bahkan, banyak guru yang lebih cenderung memperhatikan citra mereka di media sosial atau tren global yang sedang berkembang, alih-alih menjaga kredibilitas dan idealisme profesi keguruannya. Bukan bermaksuk kritikan, tetapi berharap posisi-posisi tersebut yang seharusnya dapat dimanfaatkan lebih bijak dengan tetap ada kontrol dari setiap pribadi seorang guru yang harus berdikari dan memiliki idealisme utuh sebagai seorang pendidik.

Kita harus mengingat bahwa tugas seorang guru tidak pernah berubah. Terlepas dari berbagai label dan narasi yang berkembang, profesi keguruan tetap harus mengedepankan tanggung jawab terhadap pendidikan yang berlandaskan pada kebenaran dan fakta. Janji politik mengenai kenaikan gaji guru, misalnya, seharusnya tidak menjadi satu-satunya fokus. Lebih penting dari itu adalah kembali menegaskan peran fundamental guru sebagai agen perubahan yang memegang teguh prinsip-prinsip pendidikan. Dalam konteks ini, idealisme dalam dunia keguruan harus tetap dijaga agar pendidikan yang diberikan tidak kehilangan arah dan substansi.

Pada akhirnya, jika kita terus terjebak dalam berbagai label dan identitas yang tidak relevan, maka kita akan kehilangan makna sebenarnya dari profesi guru itu sendiri. Sudah saatnya kita kembali pada prinsip dasar bahwa seorang guru adalah pengemban tugas mulia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan hanya sebagai pelaku dalam narasi politik atau tren sesaat.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *