Notulen Ruang Kolaborasi Modul 1.4
Budaya Positif Kasus 4
Hari / Tgl : Senin, 09 Oktober 2023 Tempat : LMS Ruang Diskusi
Peserta : Seluruh CGP, Fasilitator dan Pengajar Praktek.
Susunan acara:
- Pembukaan
- Penyampaian materi
- Umpan Balik dan
- Jalan Acara :
Pembukaan dipimpin oleh Ibu Latifah Nur dengan memperkenalkan anggota kelompok dan tugas masing-masing, doa dan menyampaikan rule diskusi.
Pembagian tugas diskusi
- Moderator : Latifah Nur
- Presenter : Muhammad Darmawan Dewanto
- Notulis : Tri Wahyuningsih
- Penanggap dan Penjawab :
- Sri Purwanti
- Tri Wahyuningsih
- Penyampaian Materi
Pemaparan materi disampaikan oleh Bapak Muhammad Darmawan Dewanto dengan menampilkan media lewat share screen.
Kasus 4
Anto dan Dino sedang bermain bersama di lapangan basket, dan tiba-tiba terlibat dalam sebuah pertengkaran adu mulut. Dino pun menjadi emosi dan mengadakan kontak fisik, menarik kemeja Anto dengan kasar, sampai 3 kancingnya terlepas. Pada saat itu guru piket langsung melerai mereka, dan membawa mereka ke ruang kepala sekolah. Ibu Suti sebagai kepala sekolah berupaya menenangkan keduanya, terutama Dino. “Dino sepertinya kamu saat ini sedang marah sekali.” Mendengar itu, Dino pun mengalir bercerita tentang kekesalan hatinya. Ibu Suti pun melanjutkan bahwa membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan diri adalah hal yang penting. Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di ruang kepala sekolah.
Ibu Suti melanjutkan bertanya tentang keyakinan sekolah yang disepakati, serta apakah Dino bersedia memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan terhadap Anto? Dino pun akhirnya perlahan mengangguk. Kemudian Ibu Suti balik bertanya kepada Anto, hal apa yang bisa dilakukan Dino untuk memperbaiki masalah. Anto menjawab, “Saya perlu kancing saya diperbaiki bu. Ibu saya akan sangat marah kalau melihat kancing baju saya sampai copot 3 kancing begini.” Ibu Suti pun kembali bertanya ke Dino apakah yang akan dia lakukan untuk menggantikan 3 kancing Anto yang terlepas?
Dino berpikir sejenak, namun menjawab, “Wah tidak tahu bu, saya lem kembali mungkin ya bu?” Ibu Suti berpikir sebentar dan menanggapi, “Kalau di lem akan mudah terlepas kembali Dino. Bagaimana kalau kamu menjahitkan saja, bersediakah kamu?” Dino tampak ragu-ragu dan menanggapi, “Menjahit? Mana saya tau bagaimana menjahit bu.” Ibu Suti meneruskan, “Apakah kamu bersedia belajar menjahit?” Dino berpikir sejenak, memandang kemeja Anto, dan menanggapi, “Yang mengajari saya siapa bu?” Dengan cepat Ibu Suti menjawab, “Pak Irfan, guru Tata Busana”. Dino kembali diam sejenak, memandang kemeja Anto yang tanpa kancing.
Akhirnya Dino mengangguk tanda menyetujui dan sepanjang siang itu Dino belajar menjahit dan memperbaiki kemeja Anto. Terakhir kali terlihat kedua anak laki-laki tersebut, Dino dan Anto pada jam pulang sekolah, mereka sudah bercengkrama dan bersenda gurau kembali.
- Posisi kontrol apa yang telah di praktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti? Hal- hal apa saja yang di lakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian?
- Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino di kuatkan, bagaimana Anto di kuatkan oleh Ibu Suti?
- Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang di tuju dalam kasus tersebut? Jelaskan!
Jawaban:
- Posisi kontrol apa yang telah di praktikkan oleh Kepala Sekolah Ibu Suti? Hal- hal apa saja yang di lakukannya sehingga Anda berkesimpulan demikian ?
Yang di praktikan kepala sekolah adalah posisi manajer, terlihat pada hal-hal yang sudah dilakukan berupa segitiga restitus yaitu
- Tahap pertama menstabilkan masalah terlihat pada tindakan kepala sekolah menenangkan keduanya dengan menanyakan keadaan mereka
- Tahap kedua yaitu validasi tindakan yang salah dengan membuat kesalahan adalah hal yang manusiawi, dan bahwa mempertahankan. diri adalah hal yang Namun meminta Dino memikirkan cara lain yang mungkin lebih efektif, karena saat ini Dino berada di ruang kepala sekolah.
- Tahap ketiga adalah Menanyakan keyakinan dengan kesepakatan yang akan dilakukan Dino dan apa yang diinginkan oleh Anto
Selain itu sebagai manajer, Ibu Suti (kepala sekolah):
- Melibatkan siswa dalam mencari solusi: Ibu Suti memberikan kesempatan kepada Dino untuk bertanggung
- Mengajak siswa untuk menganalisis kebutuhannya: (Anto: memasang kembali kancing bajunya dan Dino: Belajar Menjahit)
- Mengarahkan siswa untuk memenuhi kebutuhannya Sendiri: Mengarahkan Dino belajar menjahit ke Pak irfan Agar bisa menjahit kancing baju Anto
- Dalam kasus tersebut, bagaimana Dino di kuatkan, bagaimana Anto di kuatkan oleh Ibu Suti?
- Dino di kuatkan dengan alternatif pilihan. memperbaiki kancing baju Anto dengan cara di ajarkan menjahit oleh pak
- Sedangkan Anto di kuatkan dengan bahwa 3 kancing kemejanya akan di perbaiki oleh Dino, serta di perkuat dengan menanyakan keyakinan kelas yang telah di sepakati
- Kira-kira nilai-nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang di tuju dalam kasus tersebut? Jelaskan!
- Nilai-nilai yang ingin di kembangkan adalah nilai- nilai universal berupa nilai- nilai profil pelajar
- Nilai kebajikan/ ke yakinan sekolah “kerukunan”karena dengan hidup rukun semua orang akan saling menghormati dan
- Tanggung jawab di saat Dino memperbaiki kemeja
Tanggapan Dan Penguatan
-
- Ibu Fajar
Masalah- masalah yang di diskusi kan pada malam hari ini memang sering terjadi di lapangan tempat kita mengajar. Khususnya di sekolah saya yang memang usia SMP dimana anak-anak ini masing sering bermain dan bercanda atau bahkan ada yang usil. Kita bisa menerapkan pada posisi manajer yang kita melibatkan anak untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah di perbuatnya. Kita juga perlu melakukan kepada kadang ada yang bercanda kelewatan. Seperti yang terjadi di sekolah saya, anak-anak bermain dorong-dorongan kursi dan akhirnya terjengkang yang bisa menyebabkan fatal untuk teman yang lain,oleh karena itu anak-anak perlu mempertanggungjawabkan nya.
- Ibu Reni
Menurut dari 4 kasus yg di sampaikan yang menarik ini di kasus no 4 yang mana penyelesaian masalahnya bagus sekali. Saya juga melihat cara penyelesaian masalah nya juga sudah bagus di mana Dino dan Anto di ajak untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di antara mereka. Mereka tidak di pojokkan tetapi di mana mereka di ajak untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi. Mereka juga di ajak bagaimana mereka bertanggungjawab atas apa yang telah di lakukan.
- Bapak Mahdi
Kasus no 4 ini berupakan gong nya, sangat jelas sekali penanganannya dalam menyelesaikan masalah ketika kita sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam kasus no 4 ini. Dimana bu Suti ini menempatkan diri pada posisi kontrol manajer. Bagaimana sikap manajer yang tidak menyalahkan akan tetapi menguatkan mereka sehingga identitas mereka tidak gagal dan menanyakan keyakinan sehingga menumbuhkan motivasi intrinsic dari para siswa sehingga muncul untuk memperbaiki dan memberikan sebuah solusi dan solusinya berasal dari manajer tersebut.
- Umpan Balik : Ibu Sri Purwanti
Peran guru membuat budaya positif sebaiknya guru konsisten dalam penerapan aturan norma-norma budaya positif dan memberikan contoh yang baik dalam berperilaku dan mengidentifikasi masalah yang ada di sekolah dengan terbuka dan berkolaborasi dengan teman sejawat.
- Ibu Ari bertanya :Apakah kekerasan pada guru ini merupakan penerapan posisi control yang salah?
Jawaban:
Ibu Tri Wahyuningsih : Kekerasan pada guru jarang terjadi. Tapi dalam sekolah saya ada murid yang ditinggal oleh orang tuanya karena menerapkan bahwa tidak boleh ditunggu. Ketika anak itu menangis bahkan secara reflek bisa memukul gurunya, menggigit guru ada juga yang menarik jilbab guru karena itu sebagai pembelaan diri agar bisa ikut dengan orang tuanya. Itu yang terjadi di taman kanak-kanak. Hal yang demikian bukan merupakan penerapan control posisi yang salah melainkan untuk membela diri.
Bapak Darmawan : Kekerasan pada guru di sebabkan oleh banyak factor di antaranya kegagalan dalam penerapan posisi control yang di lakukan di sekolah dapat menimbulkan kekerasan yang di maksud. Dan merpakan penerapan control yang salah.
Penguatan Ibu Retno Utami Yuwanti
Kita sudah mampu menemukan posisi-posisi control mana tepat yang di lakukan oleh seorang guru. Lebih lanjut, dari kasus no 1-4 kita sebagai guru yang mana nanti nya akan berperan sebagai atau berpeluang sebagai kepala sekolah yang mampu menentukan posisi- posisi control yang mana adalah sebagai posisi manajer. Posisi yang paling sempurna yang mana tindakannya mampu melakukan tindakan-tindakannya mampu mengkontrol dengan baik. Kemudian, sebagai guru penggerak kita tidak berperan sebagai penghukum tapi kita berperan sebagai manajer. Yang di harapkan guru penggerak kita di harapkan untuk merubah apa yang sudah terjadi. Posisi manajer ini lah yang di harapkan oleh seorang guru penggerak.
Penutup
Acara di tutup oleh bu Latifah dengan bacaan hamdallah di karenakan waktu sudah habis.
Jawaban Tugas Lain: Jawaban Forum Komunikasi Modul 1.4 Budaya Positif dapat di lihat pada link tersebut.