Jawaban 1.2.a.4. Eksplorasi Konsep – Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak
Lanjutan Jawaban Eksplorasi Konsep Modul 1.2. Adapun Pembahasan Bagian 1 dapat dilihat pada link ini.
4. Perumpamaan Otak 3-in-1 (Triune) Manusia Menggunakan Tangan
Perumpamaan “Otak 3-in-1 (Triune) seperti Menggunakan Tangan” bisa membantu dalam memahami cara otak manusia bekerja dengan lapisan-lapisan yang berbeda. Mirip dengan bagaimana tangan manusia memiliki tiga jenis utama dari jari yang masing-masing memiliki fungsi khusus.
- Jari Tengah (Pemikiran Rasional): Seperti jari tengah, otak manusia memiliki bagian yang berfokus pada pemikiran rasional, analitis, dan logis. Ini adalah bagian yang berpikir dan merencanakan. Mirip dengan bagaimana jari tengah digunakan untuk melakukan tugas yang memerlukan presisi dan ketepatan, otak ini mengoordinasikan pemikiran kompleks dan tugas-tugas seperti perencanaan, analisis, dan pemecahan masalah.
- Jari Telunjuk (Kontrol Emosi): Jari telunjuk tangan manusia dapat digunakan untuk menunjuk atau menunjukkan arah. Otak manusia memiliki bagian yang berkaitan dengan emosi, seperti kebahagiaan, kemarahan, dan kasih sayang, yang mirip dengan fungsi jari telunjuk. Otak ini membantu dalam mengenali, mengatur, dan merespons emosi-emosi kita, seperti bagaimana jari telunjuk dapat mengarahkan perhatian kita.
- Jari Jari (Insting dan Survival): Jari-jari tangan manusia memiliki fungsi yang lebih kasar, seperti menggenggam atau mengambil benda dengan cepat. Hal yang mirip terjadi dengan otak manusia, yang memiliki bagian yang terkait dengan insting dan survival. Ini adalah bagian yang membantu kita merespons insting, mengambil keputusan cepat, dan merespons situasi berbahaya atau darurat, mirip dengan bagaimana jari-jari tangan manusia bergerak dengan cepat untuk mengambil atau menggenggam sesuatu.
Lebih lanjut, Perumpamaan ini membantu menggambarkan kompleksitas otak manusia dengan mengaitkannya dengan fungsi tangan yang kita gunakan sehari-hari. Otak manusia bekerja sebagai sebuah kesatuan yang terkoordinasi, dan setiap “jari” atau bagian dari otak memiliki peran dan fungsi khusus yang penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari dan bertahan hidup.
5. Lima Kebutuhan Dasar Manusia
Anda benar, kelima kebutuhan yang Anda sebutkan (bertahan hidup, di terima, kebebasan, kesenangan, dan kekuasaan) merupakan kebutuhan yang berlaku untuk berbagai jenis makhluk, termasuk manusia, burung, mamalia, dan primata. Ini adalah prinsip dasar dari biologi dan etologi (ilmu perilaku hewan) yang di kenal sebagai “kebutuhan dasar” atau “kebutuhan pokok.”
- Bertahan Hidup (Survival): Kebutuhan untuk bertahan hidup mencakup aspek-aspek seperti mencari makanan, tempat berlindung, dan menghindari bahaya. Lebih lanjut, ini adalah kebutuhan yang fundamental untuk semua makhluk demi kelangsungan hidupnya.
- Diterima (Love and Belonging): Makhluk sosial, seperti manusia, primata, dan sebagian mamalia, juga memiliki kebutuhan akan interaksi sosial, kasih sayang, dan rasa keanggotaan dalam kelompok. Ini membantu dalam pemeliharaan hubungan sosial dan dukungan antara individu.
- Kebebasan (Freedom): Banyak makhluk memiliki kebutuhan akan ruang gerak dan kebebasan untuk menjalani aktivitas mereka tanpa terbatas. Ini dapat berhubungan dengan mencari sumber makanan, reproduksi, atau eksplorasi.
- Kesenangan (Fun): Seperti yang Anda sebutkan, makhluk juga memiliki kebutuhan untuk kesenangan dan kegiatan rekreasi. Ini termasuk bermain, berkomunikasi, atau mengalami kebahagiaan dalam situasi tertentu.
- Kekuasaan/Penguasaan (Power): Dalam beberapa kasus, seperti dalam kelompok sosial primata atau hirarki dalam kelompok hewan lainnya, ada kebutuhan untuk mempertahankan posisi atau kontrol dalam kelompok.
Lebih lanjut, pemahaman tentang kebutuhan-kebutuhan dasar ini membantu kita lebih memahami perilaku dan kebutuhan makhluk lain di dunia, serta bagaimana mereka berinteraksi dalam lingkungan mereka. Ini juga mendukung konsep ekologi, etologi, dan psikologi komparatif dalam memahami kesamaan dan perbedaan dalam perilaku dan kebutuhan antara berbagai jenis makhluk.
6. Tahap tumbuh kembang anak – Wiraga-wirama Ki Hadjar Dewantara
“Wiraga-wirama” adalah salah satu konsep dalam filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yang mencakup tahap-tahap perkembangan fisik dan kesehatan anak dalam pendidikan. Dalam konteks tahap tumbuh kembang anak, “Wiraga-wirama” mengacu pada aspek-aspek fisik dan kebugaran anak yang harus di perhatikan selama proses pendidikan mereka.
Berikut adalah tahapan tumbuh kembang anak menurut konsep “Wiraga-wirama” Ki Hadjar Dewantara
- Usia Dini (0-6 tahun): Pada tahap ini, perhatian utama adalah perkembangan fisik anak, termasuk pertumbuhan dan kesehatan mereka. Lebih lanjut, anak-anak perlu menerima perawatan yang baik, nutrisi yang memadai, dan lingkungan yang aman untuk tumbuh dengan baik. Aktivitas fisik seperti bermain dan bergerak penting untuk pengembangan motorik mereka.
- Usia Pertengahan (7-12 tahun): Di tahap ini, anak-anak mulai memasuki pendidikan formal. Mereka masih memerlukan perhatian terhadap kesehatan fisik mereka. Tetapi juga perlu di berikan pemahaman tentang pentingnya pola hidup sehat dan aktivitas fisik yang teratur. Pendidikan jasmani menjadi bagian penting dari kurikulum.
- Usia Remaja (13-18 tahun): Pada tahap remaja, perkembangan fisik dan kesehatan tetap relevan, tetapi anak-anak juga mulai mengembangkan kesadaran akan kesehatan mental dan emosional mereka. Lebih lanjut, mereka perlu mendapatkan pemahaman tentang gaya hidup sehat, pola makan yang baik, dan pentingnya olahraga teratur. Aktivitas fisik dan seni (seperti tarian atau musik) dapat membantu mereka menjaga keseimbangan antara fisik dan mental.
Konsep “Wiraga-wirama” menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara perkembangan fisik, mental, dan emosional anak selama proses pendidikan. Lebih lanjut, ini mencerminkan filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara yang holistik, yang memandang anak sebagai makhluk yang utuh. Dengan berbagai aspek yang saling terkait dalam proses pembelajaran dan tumbuh kembangnya.
2 thoughts on “JAWABAN 1.2.a.4. Eksplorasi Konsep – Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak (BAGIAN 2)”