Demonstrasi Kontekstual Modul 1.1. Hai hai.. sobat alpha, pada pembahasan kali ini, tim alpha sudah menyiapkan jawaban tugas demonstrasi kontekstual modul 1.1 yang diulas secara lengkap. Selamat membaca..
Pengantar
Metafora atau perlambang menjadi salah satu cara yang efektif untuk memahami sebuah konsep yang rumit. Filosofi Ki Hadjar Dewantara (KHD) mengenai asas Tri-Kon dapat dilambangkan sebagai sistem tata surya, di mana murid digambarkan sebagai planet yang mengorbit pada matahari (simbol nilai kemanusiaan) dalam garisnya masing-masing. Setiap planet berevolusi dengan kecepatan yang berbeda-beda, namun tak pernah berhenti bergerak (Syahril, 2018).
Selain metafora, cara lain untuk mengabadikan pemahaman dan pengalaman belajar kita adalah dengan karya seni. Jadi, mengapa kita tidak menciptakan sesuatu yang menarik mengenai filosofi pendidikan KHD? Membuat lagu, puisi, gambar, poster metafora, atau karya apapun tentu akan menyenangkan.
Penugasan
- Buatlah satu karya (karikatur, infografis, video pendek, komik, lagu, puisi, dll) untuk menggambarkan pemikiran filosofis KHD sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman baru yang Anda peroleh.
- Karya itu merupakan sebuah perumpamaan yang Anda gunakan sebagai wujud kontekstual pemahaman Anda terhadap pemikiran-pemikiran KHD.
Pembahasan:
Asas Tri-Kon (Kontinu, Konvergen, dan Konsentris) merupakan dasar pendidikan yang di kembangkan oleh Ki Hajar Dewantoro, seorang tokoh pendidikan Indonesia yang juga di kenal dengan nama Ki Hadjar Dewantara. Lebih lanjut, asas ini memiliki tiga komponen utama: “Ing Ngarsa Sung Tuladha” (di depan harus memberi teladan), “Ing Madya Mangun Karsa” (di tengah harus membangun ide dan gagasan), dan “Tut Wuri Handayani” (di belakang harus bisa memberikan dorongan).
Asas Tri-Kon di ilustrasikan sebagai sistem tata surya dapat dianalogikan sebagai berikut:
- Murid sebagai Planet
Murid di gambarkan sebagai planet yang memiliki orbit masing-masing. Ini mencerminkan perbedaan individualitas dan keunikan masing-masing murid dalam belajar dan perkembangannya.
- Matahari sebagai Simbol Nilai Kemanusiaan
Matahari merupakan pusat tata surya dan menjadi simbol nilai kemanusiaan dalam konteks ini. Matahari memberikan cahaya dan energi yang memungkinkan planet-planet bergerak dan berkembang. Hal ini dapat di artikan sebagai peranan guru atau pendidik dalam memberikan bimbingan, pengetahuan, dan inspirasi kepada murid.
- Gerakan Orbit sebagai Evolusi
Gerakan planet-planet yang terus mengorbit menggambarkan evolusi dan perkembangan yang tidak pernah berhenti. Setiap planet (murid) berevolusi dengan kecepatan yang berbeda-beda, sesuai dengan potensinya sendiri. Ini mencerminkan bahwa setiap murid memiliki kecepatan perkembangan dan pembelajaran yang berbeda, namun tetap terus bergerak maju.
Analogi ini mengaitkan prinsip-prinsip Tri-Kon dengan konsep tata surya, menciptakan gambaran yang visual dan mudah di pahami mengenai bagaimana asas Tri-Kon dapat di aplikasikan dalam konteks pendidikan. Interpretasi semacam ini dapat membantu memperkuat pemahaman mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam asas Tri-Kon dan bagaimana mereka berinteraksi dalam pengalaman pendidikan sehari-hari.
Berikut adalah contoh konkrit bagaimana analogi ini dapat di aplikasikan dalam konteks pendidikan menggunakan asas Tri-Kon yang diilustrasikan sebagai sistem tata surya:
- Ing Ngarsa Sung Tuladha (Menjadi Contoh yang Baik)
Dalam konteks analogi, guru berperan sebagai matahari yang memberikan cahaya dan inspirasi kepada murid-murid (planet-planet). Guru yang memiliki integritas tinggi dan sikap positif akan menjadi contoh yang baik bagi murid-murid dalam mengembangkan nilai-nilai moral dan etika.
- Ing Madya Mangun Karsa (Membangun Karya yang Tengah)
Murid-murid (planet-planet) bergerak dalam orbitnya masing-masing, menunjukkan perkembangan dan kreativitas yang berbeda. Dalam hal ini, setiap murid di berikan kebebasan untuk mengembangkan karya dan proyek yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu membangun potensi kreatif murid-murid.
- Tut Wuri Handayani (Membimbing dan Memberi Contoh)
Analogi ini menekankan pentingnya peran guru sebagai pembimbing. Guru tidak hanya memberikan materi pelajaran, tetapi juga membimbing murid-murid dalam menjalani proses pembelajaran. Seperti matahari yang memberikan arah pada planet-planet, guru memberikan panduan dan bimbingan agar murid-murid dapat mencapai potensi terbaik mereka.
- Perbedaan Kecepatan Orbit sebagai Keanekaragaman Pembelajaran
Setiap planet (murid) memiliki kecepatan orbit yang berbeda, menggambarkan bahwa setiap murid memiliki kecepatan belajar dan perkembangan yang unik. Guru perlu memahami perbedaan ini dan menyediakan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk setiap murid. Beberapa murid mungkin memerlukan lebih banyak waktu atau bantuan tambahan, sementara yang lain bisa lebih cepat dalam menyerap materi.
Dengan analogi ini, konsep Tri-Kon menjadi lebih konkret dan mudah di pahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, baik guru maupun murid. Analogi ini juga menekankan pentingnya penghormatan terhadap individualitas dan keanekaragaman dalam pendidikan, serta pentingnya peran guru sebagai pemandu dan inspirator dalam perjalanan pendidikan murid-murid.
Adapun pembahasan lengkapnya dapat sahabat alpha lihat pada Jawaban Tugas Demosntrasi Kontekstual modul 1.1