Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS): Sintaks dan Penjelasannya

KAJIAN PUSTAKA

Model Pembelajaran Two Stay Two Stray pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagan pada 1992. Pembelajaran TSTS bercirikan dua tinggal dan dua tamu, proses itu memberikan kesempatan pada siswa untuk membagikan hasil informasi dengan kelompok lain. (Isjoni, 2010).

Apa sih Model Pembelajaran Two Stay Two Stray?

Menurut Suryanto (Faturrohman, 2015:90) model pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaks pembelajaran TSTS melibatkan langkah-langkah berikut: kelompok kerja awal, dua siswa bertamu ke kelompok lain, dua siswa lain tetap dalam kelompok asal mereka untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kelompok kerja, kembali ke kelompok asal, kelompok kerja lagi, dan laporan kelompok. Selama kegiatan kelompok, siswa mendiskusikan dan menjawab berbagai permasalahan terkait materi pembelajaran. Tujuan dari kegiatan bertamu adalah untuk mendapatkan variasi penyelesaian dari permasalahan. Setelah kembali ke kelompok asal, maka penyelesaian yang diberikan dari kelompok lain tersebut didiskusikan kembali pada kelompok asal yang nantinya akan dipresentasikan didepan kelas.

Sintaks Model Pembelajaran TSTS

Menurut Lie (2008:62), sintaks model pembelajaran tipe TSTS adalah sebagai berikut.

Sintaks Model Pembelajaran Two Stay Two Stray
Sintaks Model Pembelajaran Two Stay Two Stray

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif yang membagi kelompoknya beranggotakan 4-5 siswa dengan melaksanakan setiap tahapan pada proses pembelajaran. Model pembelajaran TSTS memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling bekerjasama satu sama lain, siswa saling berdiskusi untuk mengungkapkan idenya. Adapun ciri dari model pembelajaran TSTS adalah adanya dua siswa yang menjadi tamu dan sisanya (2-3 siswa) menerima tamu.

Sintaksis model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dalam penelitian ini meliputi lima tahapan, yaitu:

1. Siswa bekerja sama dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota (Diskusi Kelompok).

Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari empat atau lima siswa. Keanggotaannya bersifat heterogen baik dalam jenis kelamin, tingkat akademik, maupun etnik budaya. Guru membagikan Lembar Aktivitas Siswa (LAS) kepada masing-masing kelompok. Kemudian siswa dalam kelompoknya mendiskusikan LAS. Fungsi utama dibentuknya kelompok adalah untuk membuat semua siswa aktif. Siswa belajar melalui diskusi, tutor sebaya, atau membandingkan jawaban antara satu dengan yang lain, sehingga dapat meminimalisir kesalahan. Selama di dalam kelompok, setiap siswa bertanggungjawab terhadap kelompoknya. Mereka harus berusaha memberikan yang terbaik bagi diri mereka sendiri dan kelompoknya.

2. Dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain (Bertamu ke kelompok lain).

Setelah diskusi kelompok selesai, guru meminta dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya. Masing-masing dari dua orang tersebut diminta untuk bertamu ke dua kelompok yang berbeda. Dua orang yang meninggalkan kelompoknya disebut dengan tamu. Dengan begitu dalam satu kelompok terdiri dari dua atau tiga orang yang tinggal dalam kelompok tersebut dan dua orang tamu dari dua kelompok berbeda.

3. Dua atau tiga orang yang tinggal dalam kelompok bertugas menjelaskan hasil kerja dan informasi kepada tamu mereka (kelompok lain yang mereka jamu).

Siswa yang tinggal dalam kelompoknya bertanggungjawab menjelaskan hasil diskusi kelompoknya kepada tamu. Sehingga mereka harus memahami jawaban kelompoknya. Tamu berhak bertanya kepada siswa yang tinggal jika ada jawaban yang belum memahami dan siswa yang tinggal harus menjelaskan sampai tamu paham tentang jawaban kelompok mereka.

4. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka semula dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain (kembali dan berdiskusi ke kelompok asal)

Jika tamu sudah memahami jawaban dari kelompok yang mereka datangi, guru meminta tamu mereka kembali ke kelompoknya masing-masing. Mereka memberi laporan kepada siswa yang tinggal tentang informasi yang mereka dapatkan selama bertamu.

5. Setiap kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka (Menyimpulkan hasil diskusi)

Tamu mendapatkan informasi, selanjutnya mencocokan jawaban dengan hasil kelompok yang mereka datangi dan membahas bersama-sama. Dalam hal ini tamu bertanggungjawab melaporkan hasil dari mengunjungi kelompok lain. Sehingga mereka harus memahami jawaban dari kelompok lain. Masing-masing kelompok menyimpulkan masalah matematika. Tahap Bertamu Model TSTS

Tahap Bertamu Model TSTS

Kelebihan dan Kelemahan

Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran TSTS adalah sebagai berikut (Lie, 2008:47):

  1. Kelebihan
    • Pembelajaran menyenangkan dengan berpasangan
    • Lebih banyak ide yang muncul
    • Dapat melakukan lebih banyak tugas.
    • Guru mudah membantu
  2. Kelemahan
    • Membutuhkan lebih banyak waktu
    • Sulit dalam membuat keputusan
    • Kurang kesempatan untuk kontribusi individu

Model pembelajaran kooperatif tipe TSTS memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain yang mereka datangi. Proses ini akan melibatkan interaksi dan komunikasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa baik dalam bekerja dalam kelompoknya maupun dengan kelompok lain.

Related Posts

2 thoughts on “Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS): Sintaks dan Penjelasannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *