Model Pembelajaran Think Aloud Pairs Problem Solving (TAPPS)

KAJIAN PUSTAKA

Model Pembelajaran Think Aloud Pairs Problem Solving (TAPPS) menurut Benham (2009) proses pembelajaran TAPPS siswa dibagi menjadi pasangan-pasangan. Dalam setiap pasangan, salah satu siswa berperan sebagai problem solver dan yang lain berperan sebagai listener. Seorang problem solver bertugas untuk berbicara, mengungkapkan dengan kata-kata setiap langkah dari proses berpikirnya, mulai dengan sebuah pernyataan dari permasalahan yang akan diselesaikan. Problem solver bekerja pada permasalahan, mereka menjelaskan apa yang mereka lakukan dan alasannya. Tugas seorang listener lebih sulit. Seorang listener harus menjaga problem solver berbicara. Keheningan sebentar diperlukan listener untuk mendorong problem solver mengungkapkan apa yang mereka pikirkan. Listener perlu mamahami secara detail setiap langkah problem solver, termasuk perbedaan dan kesalahan. Listener juga tidak dianjurkan untuk membantu menyelesaikan masalah. Lochhead  dalam  Pate   &   Miller,   (2011:109)   menyatakan   bahwa.

The TAPPS procedure involves a  student  solving  a  problem while a listener asks questions to prompt the student to verbalize their thoughts and clarify their thinking.

Inti dari pernyataan tersebut adalah prosedur TAPPS melibatkan problem solver dalam memecahkan suatu masalah sementara listener mengajukan pertanyaan untuk meminta problem solver untuk mengungkapkan secara verbal pemikirannya.

Sintaks / Langkah-langkah Model Pembelajaran TAPPS

Johson dan Chung (Widiyastuti, 2014, h. 21-22) menjelaskan langkah- langkah dalam melaksanakan strategi TAPPS sebagai berikut:

  • Dua orang siswa bekerja dalam satu tim dan secara bergantian memainkan peran sebagai problem solver dan listener.
  • Siswa yang sedang tidak memecahkan masalah mengambil peran sebagai listener.
  • Problem solver bertugas untuk mengungkapkan secara lisan dan jelas segala sesuatu dari hasil pemikirannnya mengenai solusi dari masalah yang diberikan, sedangkan listener bertugas untuk mendengarkan, memberikan dorongan dan usulan jika menemui pernyataan problem solver yang tidak sesuai atu tidak
  • Untuk permasalahan berikutnya, problem solver dan listener saling bertukar

Seorang problem solver mempunyai tugas sebagai berikut:

  • Membaca soal agar listener mengetahui permasalahan yang akan dipecahkan
  • Problem solver mengemukakan semua pendapat, gagasan serta semua langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan masalah kepada listener.
  • Mencoba untuk terus menyelesaikan masalah sekalipun problem solver menganggap masalah tersebut s

Sedangkan, Seorang listener mempunyai tugas sebagai berikut:

  • Menuntun problem solver untuk terus berbicara.
  • Memastikan bahwa langkah dari solusi permasalahan yang listener ungkapkan oleh problem solver tidak ada yang salah, dan tidak ada langkah dari solusi tersebut yang hilang.
  • Membantu problem solver agar lebih teliti dalam mengungkapkan solusi permasalahannya.
  • Memberikan isyarat kepada problem solver, jika problem solver melakukan kesalahan dalam proses berpikirnya atau dalam perhitungannya, tetapi listener jangan memberikan jawaban yang benar.

Simpulan

Berdasarkan pendapat para ahli model pembelajaran TAPPS pada artikel ini peserta didik membagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 2 pihak. Satu pihak menjadi problem solver (PS)  dan pihak lainnya menjadi listener (L). Setiap anggota kelompok mempunyai tugas masing-masing. Pembelajaran TAPPS membutuhkan seorang peserta didik untuk memecahkan masalah, sementara seorang yang lain sebagai pendengar bertugas memancingnya menjelaskan pemikirannya dan mengklarifikasi pemikirannya.

Seorang problem solver harus membaca soal dan mengungkapkan semua hal yang terpikirkan untuk menyelesaikan masalah dalam soal tersebut.  Lain  halnya dengan seorang listener yang harus membuat problem solver tetap  berbicara. Tugas utama seorang listener adalah memahami semua langkah  yang problem solver sampaikan. Seorang listener tidak boleh menyelesaikan masalah problem solver. Apabila problem solver melakukan kesalahan, maka  listener hendaknya memancing problem solver agar memperbaiki kesalahan tanpa memberitahu bagaimana cara memperbaiki kesalahan itu. Setelah satu masalah terselesaikan, kedua pihak bertukar tugas. Dengan demikian semua peserta didik memiliki kesempatan untuk menjadi problem solver maupun listener.

Adapun langkah-langkah pembelajaran TAPPS dalam artikel ini sebagai berikut.

  1. Peserta didik belajar dalam kelompok 4 sampai 5 orang
  2. Guru memberikan beberapa masalah kepada setiap kelompok
  3. Tiap kelompok membagi tugas menjadi problem solver dan listener
  4. Guru berkeliling untuk membimbing jalannya diskusi dan membantu kelompok yang mengalami kesulitan
  5. Setelah satu masalah terselesaikan, kedua pihak problem solver dan listener bertukar tugas
  6. Setelah diskusi selesai, guru meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas
  7. Kelompok yang lain mengevaluasi hasil kerja kelompok yang sedang presentasi, mengajukan pertanyaan serta tanggapan mengenai hasil diskusi kelompok tersebut

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *