Model pembelajaran Discovery Learning (DL) merupakan salah satu model yang dapat guru gunakan saat menyampaikan materi-materi dalam proses pembelajaran. Artikel sebelumnya kita telah membahas pula model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS) secara lengkap. Guru juga dapat menggunakan model pembelajaran DL untuk membantu siswa dalam menguasai materi pembelajaran dan mengembangkan kreativitas yang seharusnya mereka terapkan. Hamdani (2010: 41) menyatakan bahwa model pembelajaran DL (penemuan) adalah proses mental siswa mengasimilasikan suatu konsep atau suatu prinsip. Adapun proses mental, misalnya mengamati, menjelaskan, mengelompokkan, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Konsep, misalnya bundar, segitiga, demokrasi, energi, dan sebagainya. Sedangkan prinsip, misalnya setiap logam apabila dipanaskan memuai.
Pengertian Model Pembelajaran Discovery Learning
Menurut Encyclopedia of Educational Research (Asmani, 2011: 37), penemuan merupakan suatu strategi yang unik dan dapat guru berikan dalam berbagai cara termasuk mengajarkan keterampilan menyelidiki dan memecahkan masalah. Sedangkan Bruner (Suriadi, 2006) menyatakan bahwa, “anak harus berperan aktif di dalam belajar. Lebih lanjut, senada dengan pendapat tersebut bahwa aktivitas itu perlu mereka laksanakan melalui suatu model pembelajaran yaitu DL.” Menurut Bruner dalam Prince dan Felder (2006):
Discovery Learning is an inquiry-based approach in which students are given a question to answer, a problem to solve, or a set of observations to explain, and then work in a largely self-directed manner to complete their assigned tasks and draw appropriate inferences from the outcomes, “discovering” the desired factual and conceptual knowledge in the process.
Jadi, apa itu Model Pembelajaran Discovery Learning?
Inti dari pernyataan tersebut adalah DL merupakan suatu pendekatan yang berbasis pemeriksaan saat para siswa mendapatkan suatu pertanyaan untuk menjawab, suatu masalah untuk mereka pecahkan, atau pengamatan-pengamatan untuk menjelaskan, dan mengarahkan mereka untuk melengkapi tugas-tugas mereka dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang sesuai dari hasil- hasil, “menemukan” pengetahuan konseptual dan berdasarkan fakta yang sesuai di dalam proses.
Sintaks / Langkah-Langkah Discovery Learning
Tahap-tahap penerapan belajar melalui model pembelajaran DL adalah:
1 Stimulation (pemberian rangsangan)
Guru mulai dengan bertanya mengajukan persoalan, atau menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memusat permasalahan.
2 Problem Statement (mengidentifikasi masalah)
Peserta didik berkesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan, sebanyak mungkin memilih yang sekiranya lebih menarik dan fleksibel untuk mereka pecahkan.
3 Data Collection (pengumpulan data)
Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis itu, peserta didik memiliki kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan, dengan jelas membaca literatur, mengamati objeknya, mencoba sendiri dan sebagainya.
4 Data Processing (pengolahan data)
Semua informasi itu diolah, diacak, diklarifikasi, ditabulasi, bahkan kalau perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
5 Verifikasi
Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut, pertanyaan yang telah tersusun kemudian cek kebenarannya, apakah terbukti atau tidak.
6 Generalisasi
Berdasarkan verifikasi, siswa belajar menarik generalisasi atau kesimpulan tertentu.
Berdasarkan uraian tersebut, maka langkah-langkah model pembelajaran DL dalam artikel ini adalah sebagai berikut:
- Pemberian rangsangan (stimulation)
- Pernyataan/identifikasi masalah (problem statement)
- Pengumpulan data (data collection)
- Pembuktian (verification)
- Menarik kesimpulan (generalization)
Kelebihan dan Kekurangan Discovery Learning
Menurut Asmani (2011: 56), model pembelajaran DL memiliki beberapa kelebihan dalam proses belajar dan mengajar.
- Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif
- Pengetahuan ketika memperoleh dari strategi ini bersifat sangat pribadi dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh.
- Membangkitkan semangat belajar siswa.
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya
- Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan
- Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan.
- Membantu siswa menghilangkan skeptisisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau
Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran DL juga mempunyai kelemahan, antara lain:
- Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan menimbulkan frustasi pada siswa
- Model ini kurang berhasil untuk mengajar kelas
- Harapan yang pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanan dan pengajaran secara
- Dalam beberapa ilmu, fasilitas yang membutuhkan untuk mencoba ide- ide, mungkin tidak ada