Kisah Imam Al Bukhari Lengkap Hafal Ribuan Hadits meski Buta

KAJIAN PUSTAKA

Kisah Imam Al Bukhari – Ada 1 kisah dari keluarga. Kisah ini dituliskan pada kitab yang sangat populer. Seorang ibu mengandung, kemudian melahirkan seorang anak. Suami dan istri itu memiliki rencana, anak ini Insya Allah akan kita didik menjadi lebih baik, anak ini akan menjadi ulama. Qodarullah usia 2 tahun, ayahnya meninggal. Ibunya kemudian ingat cita-cita mulia dulu. Beliau rawat anaknya sebaik-baiknya. Usia 4 tahun, anak ini mohon maaf terkena penyakit tidak bisa melihat permanen.

….

Orang baik tidak pernah sepi dengan ujian. Suami meninggal, singel parent, anaknya tidak bisa melihat permanen. Apa yang di lakukan oleh ibunya? Ibunya tetap berpedoman Allah SWT pasti akan memberikan yang terbaik. Anak ini kemudian terus di doakan, bangkit di malam hari. Ibunya yang berdoa anaknya yang mendapatkan bagiannya. Matanya tidak bisa melihat tapi di ganti oleh Allah SWT dengan ingatan yang luar biasa. Perumpamaannya, jika kita membacakan 1 kalimat panjang, bahkan 1 halaman sekalipun, maka seketika dia akan ingat tanpa di ulang dengan titik dan komanya.

Anak ini kemudian di bawa ke sekolah alquran. Belajar alquran oleh syekh di sana. Saat belajar, Syekh tersebut membacakan surat Khaf. Surah ke 50, Khaf…. di bacakan sampai akhir ayatnya. Anak ini, anak yang paling kecil, mata tidak bisa melihat, teman2nya berada di atas usianya, ada yang 6 th, 7th , dia masih 4th. Ketika selesai membaca kata syekhnya, “Siapa yang hafal apa yang tadi saya bacakan di dalam kepalanya bukan di luar kepala. Hapal di luar kepala belum tentu dia paham. Tiba-tiba saat semuanya diam menyimpan tangannya, anak yang tadi tdk bisa melihat mengangkat tangannya mengatakan, “saya sudah hafal”. Syekhnya penasaran, di ambil anak tersebut kedepan, ternyata bacaanya tidak hanya hafal, mahrajnya, sifat hurufnya, tajwidnya semua mirip dengan syekh nya. Kata syekhnya,” dari sejak sekarang ananda mesti belajar hadits karena quran itu di jamin kemudahannya, hadits yang tidak ada jaminan.

……

Kemudian dia pulang kerumah, begitu sampai di rumahnya, wajahnya gembira, mengatakan pada ibunya umi umi, tadi saya di puji begini, ada kejadian begini, saya seperti ini. Umi skrg saya pengen belajar hadits. Kemudian dia pergi ke kamar sambil meraba arah kamarnya. Begitu ibunya melihat, ingat kemudian dengan suaminya, ingat tentang rencana mereka, ibunya langsung masuk ke dalam kamar di bentangkanlah sajadahnya, dia sholat 2 rakaat, dia bermohon kepada Allah SWT, saat sujud itulah dia tumpahkan segala keinginannya. QS 17 ayat 110-111. Ketika tumpah air matanya dia katakan, “yaa Allah yang maha melihat, mohon kembalikan penglihatan anak saya.” Begitu mengucapkan kalimat itu, capek kemudian ketiduran. Di saat yang bersamaan, pada saat itulah anaknya sedang mengulang surat kaf di kamarnya.

Begitu ibunya mengatakan yal bashir, anaknya sampai pada ayat ke 22. Ibunya menyebut yal bashir, anaknya sampai di ayat wa abshorukal yauma.. dulu pandanganmu tertutup, sekarang kami akan buka, kamu akan melihat setelah ini dengan setajam-tajamnya. Ayat ini sebetulnya kemuliaan akhirat, tetapi di turunkan mendapatkan kemuliaan dunia.

…..

Tiba2 setelah baca ayat ini ibunya berdoa bersamaan kalimatnya tiba2 terbuka pandangannya. Anak ini bisa melihat kembali, sampai kaget dia melompat, dia kejar ibunya, umi umi, saya bisa lihat lagi, ibunya kaget kemudian terbangun. Nak, mungkin kamu melihat tidak dengan matamu, mungkin dengan hatimu. Umi saya melihat dengan mata saya, ini umi pakai baju ini,di sekitar kita ada benda2 ini. Kemudian ibunya yakin, anak ini bisa melihat, di peluknya anaknya, keduanya kemudian menangis dan ibunya sejak saat itu yakin bahwa anaknya memiliki kemulian besar di masa depan.

Maka di sekolahkannya di tempat-tempat terbaik, belajar hadits terbaik, diingat segalanya, cepat luar biasa, anak ini kemudian di kenal luar biasa di masa depan bahkan hingga kini. Anak ini bernama Muhammad, ayahnya yang meninggal bernama Ismail, kakeknya bernama Ibrahim, kakek buyutnya bernama Al Mughirrah. Tinggal di negara Uzbekistan nama sekarang, di kecamatan johfa, kabupaten bukhara, kelah di kemudian hari dia di kenal dengan nama daerahnya bukhara, dengan Al Bukhori, dia bernama Imam Al Bukhori.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *