Pengantar Disposisi Matematika
Disposisi Matematis menurut Killpatrick (dalam Syaban, 2009) menamakan sebagai productive disposition yakni pandangan terhadap matematika sebagai sesuatu yang logis dan berguna. PP No. 22 tahun 2006 tentang standar isi tujuan pembelajaran matematika yaitu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Berdasarkan National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) (dalam Mumun Syaban, 2009:129), kompetensi dalam ranah afektif pada pembelajaran matematika itulah yang kita sebut dengan disposisi matematis. NCTM (1989) berpendapat bahwa:
Mathematics dispositions as tendencies to think and act posittively. These dispositions are reflected in students’ interest and confidence in doing mathematics.
Disposisi matematika merupakan kecenderungan untuk berpikir dan bertindak secara positif. Kecenderungan ini terlihat dengan adanya minat dan kepercayaan diri siswa dalam belajar matematika dan kemampuan merefleksikan pemikiran mereka sendiri. Lebih lanjut, Katz (1993:1) mengemukakan bahwa:
A disposition is a tendency to exhibit frequently, consciously, and voluntarily a pattern of behavior that is directed to a broad goal.
Disposisi adalah kecenderungan berperilaku secara sadar (consciously), teratur (frequently), dan sukarela (voluntary) untuk mencapai tujuan tertentu. Perilaku tersebut adalah percaya diri, gigih, ingin tahu, dan berpikir fleksibel. Disposisi dalam konteks matematika menurut Katz (2009) (dalam Ali Mahmudi, 2010:5), disposisi matematis berkaitan dengan bagaimana siswa menyelesaikan masalah matematis, apakah percaya diri, tekun, berminat, dan berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian masalah. Dalam konteks pembelajaran, disposisi matematis berkaitan dengan siswa bertanya, menjawab pertanyaan, mengomunikasikan ide-ide matematis, bekerja dalam kelompok, dan menyelesaikan masalah.
Pengertian
Whitin (2007) mengemukakan bahwa apa yang ingin siswa ketahui setelah belajar matematika, pertanyaan apa yang ingin siswa ajukan setelah belajar matematika, dan apa yang harus siswa lakukan agar berhasil belajar matematika di kelas sangat mempengaruhi keberhasilan belajar matematika. Untuk memaksimalkan disposisi matematis siswa, guru merangsang siswa agar lebih fleksibel dalam bermatematika, memunculkan rasa ingin tahu, gigih, dan ulet terhadap matematika dalam proses pembelajaran. Memberikan tugas rumah secara rutin bagi siswa serta reward bagi siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dalam bermatematika.
Moenikia dan Babelan (2010) menyatakan bahwa sikap peserta didik merupakan “mental set disposition” dan kesiapan terhadap matematika menjadi salah satu konsep yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Sikap tersebut akan berdampak pada seberapa seberapa sering siswa mempelajari matematika dan seberapa jauh siswa menikmati pembelajaran matematika. Disposisi matematis bukan sekedar hasil pengalaman pasif, akan tetapi merupakan dampak dari lingkungan dan bimbingan sekitar. Oleh karena itu, penting bagi guru dalam membangun disposisi matematika siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Artikel lain mengatakan bahwa baik disposisi matematis dan prestasi belajar matematika sama pentingnya. Disposisi matematis siswa merupakan kunci kesuksesan dalam belajar matematika, guru harus membantu dalam mencapai disposisi yang baik (Feldhaus, 2014).
Indikator Disposisi Matematis
Disposisi matematika berkembang ketika siswa membangun strategic competence dalam menyelesaikan persoalan non rutin dan sikap (Mulyana, 2010). Menurut NCTM (1989) disposisi matematika memuat tujuh komponen. Oleh Indikator disposisi matematika sebagai berikut :
- Percaya diri dalam menggunakan matematika
- Fleksibel dalam bermatematika
- Gigih dan ulet dalam mengerjakan tugas matematika
- Penuh memiliki rasa ingin tahu dalam bermatematika
- Melakukan refleksi atas cara berpikir
- Mengargai aplikasi matematika
- Mengapresiasi peranan matematika
Wardani (2008:63) menyatakan terdapat lima aspek disposisi matematis yaitu, 1) percaya diri terhadap kemampuannya/keyakinannya; 2) memiliki rasa ingin tahu, sering mengajukan pertanyaan, antusias/semangat dalam belajar, dan banyak membaca/mencari sumber lain; 3) memiliki kegigihan, tekun, perhatian, kesungguhan ketika pembelajaran; 4) fleksibilitas, ketika adanya kerja sama, menghargai pendapat yang berbeda, dan berusaha mencari solusi pemecahan; 5) reflektif, menyukai/senang terhadap matematika. Kilpatrick (2001) mengemukakan bahwa,
There are six indicators disposition mathematically, that shows passion in learning mathematics, showed serious concern in learning mathematics, showed tenacity in dealing with mathematical problems, showing confidence in learning and solving mathematical problems, shows a high curiosity, and have the ability to share with others.
Inti dari pernyataan tersebut yaitu, ada enam indikator disposisi matematis, yang menunjukkan semangat dalam belajar matematika, menunjukkan perhatian serius dalam pembelajaran matematika, menunjukkan kegigihan dalam menghadapi masalah matematika, menunjukkan kepercayaan diri dalam belajar dan memecahkan masalah matematika, menunjukkan rasa ingin tahu yang tinggi, dan memiliki kemampuan untuk berbagi dengan yang lain.
Sintesis Disposisi Matematis
Berdasarkan uraian tersebut, dalam penelitian ini disposisi matematika merupakan bagaimana seorang siswa bersikap terhadap matematika. Sikap tersebut dapat terlihat dengan adanya gairah belajar, perhatian, kegigihan, percaya diri, memiliki rasa ingin tahu dan berbagi dalam bermatematika. Disposisi matematis dapat kita ukur dengan berbagai cara, misalkan dengan survey seperti yang Within (2007) lakukan. Disposisi pada artikel ini kita ukur dengan menggunakan angket yang telah tersusun berdasarkan aspek disposisi matematis menurut NCTM. Aspek-aspek disposisi yang:
- Percaya diri dalam menggunakan matematika
- Fleksibel dalam bermatematika
- Gigih dan ulet dalam mengerjakan tugas matematika
- Memiliki rasa ingin tahu dalam bermatematika
- Melakukan refleksi atas cara berpikir
- Menghargai aplikasi matematika
- mengapresiasi peranan matematika.
Pengukuran Disposisi Matematis
Disposisi matematika dalam artikel ini kita ukur dengan membuat skala yang memuat peryataan-pernyataan dari masing-masing indikator. Pengukuran disposisi matematika kita lakukan setelah materi tersampaikan dan melakukan tes ke siswa pada akhir pembelajaran yang telah selesai.
Aspek disposisi matematika yang kita gunakan dalam artikel ini adalah, 1) percaya diri dalam bermatematika; 2) fleksibel dalam bermatematika, 3) gigih dan ulet mengerjakan tugas matematika, 4) memiliki rasa ingin tahu dalam bermatematika; 5) melakukan refleksi atas cara berpikir, 6) mengargai aplikasi matematika, 7) mengapresiasi peranan matematika.
Aspek tersebut menguraikan beberapa indikator yang menggambarkan pernyataan dan lima respon jawaban menggunakan skala Likert, yaitu sangat setuju, setuju, tidak memiliki pendapat, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pengelompokkan disposisi matematika menggunakan acuan norma yaitu rataan kelas dan simpangan baku menjadi tiga tingkatan yaitu climbers, campers, dan quitters.
2 thoughts on “Pentingnya Disposisi Matematis Siswa”