Adversity Quotient (AQ): Cara Mengukur dan Meningkatkan AQ

KAJIAN PUSTAKA

Adversity quotient atau AQ berbeda dengan IQ dan EQ. AQ adalah kemampuan seorang individu untuk berpikir, mengelola, mengatur, dan menghadapi kesulitan dalam hidup. Singkatnya, ini adalah parameter yang menggambarkan bagaimana kemampuan menghadapi masalah.

Menurut Nashori (2007:47) adversity quotient (AQ) adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan kecerdasanya untuk mengarahkan, mengubah cara berpikir dan tindakannya ketika menghadapi hambatan dan kesulitan. Lebih lanjut, Leman mendefinisikan AQ sebagai kemampuan seseorang untuk menghadapi masalah. Stolz (2000:9) mengemukakan AQ sebagai kecerdasan seseorang dalam menghadapi rintangan atau kesulitan secara teratur.

Tipe-tipe AQ

Menurut Stoltz (2000: 18-38) ada tiga tipe AQ, yaitu: tipe quitters (AQ rendah), tipe campers (AQ sedang), dan tipe climbers (AQ tinggi).

  1. Tipe quitters adalah mereka yang beranggapan bahwa masalah itu rumit, njelimet, membingungkan, dan membuat pusing. Mereka memiliki motivasi yang sangat kurang, sehingga ketika menemui sedikit kesulitan, mereka cenderung menyerah dan berhenti tanpa melakukan usaha sedikitpun.
  2. Tipe campers adalah anak yang tidak mau mengambil resiko terlalu besar dan merasa puas dengan kondisi atau keadaan yang telah dicapainya saat ini. Orang tipe ini cepat puas atau selalu merasa cukup berada di posisi tengah. Tipe campers tidak berusaha semaksimal mungkin, mereka berusaha sekedarnya
  3. Tipe climbers adalah anak yang mempunyai tujuan atau target. Untuk mencapai tujuan itu, ia mampu mengusahakan dengan ulet dan gigih. Tidak hanya itu, ia juga memiliki keberanian dan disiplin yang tinggi. Ibarat orang bertekad mendaki gunung sampai puncak, ia akan terus mencoba sampai yakin berada di puncak. Tipe climbers adalah mereka senang menyelesaikan masalah. Mereka juga memiliki keberanian dan disiplin tinggi.

Komponen Adversity Quotient (AQ)

Sudarman (2012: 56-58) menyebut empat komponen utama AQ sebagai CO2RE, yang terdiri dari C = Control (kendali), O2 = Origin dan Ownership (asal usul dan kepemilikan), R = Reach (jangkauan), dan E = Endurance (daya tahan).

  1. Control (kendali) mempertanyakan berapa banyak (kuat) kendali yang seseorang rasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Semakin tinggi skor pada dimensi C, semakin besar kemungkinannya seseorang memiliki tingkat kendali yang kuat atas masalah yang dihadapi. Sebaliknya semakin rendah skor pada dimensi C semakin besar kemungkinannya seseorang merasa bahwa masalah yang dihadapi di luar kendali.
  2. Origin dan Ownership (asal usul dan pengakuan), mempertanyakan siapa yang menjadi asal usul kesulitan dan sampai sejauh mana seseorang mengakui adanya kesulitan Komponen origin dan ownership sering disebut O2. Semakin tinggi skor O2 semakin besar kemungkinannya seseorang memandang bahwa kesuksesan itu selalu ada dan penyebab utama suatu kesulitan berasal dari luar. Sebaliknya, semakin rendah skor O2, semakin besar kemungkinan seseorang menganggap bahwa dirinya sendiri adalah penyebab kesulitan.
  3. Reach (jangkauan), mempertanyakan sampai sejauh manakah kesulitan akan menjangkau aspek-aspek lain dari kehidupan seseorang. Dengan AQ yang rendah akan membuat kesulitan merembes ke segi-segi lain dari kehidupan seseorang. Semakin rendah skor komponen reach semakin besar kemungkinannya seseorang menganggap peristiwa-peristiwa buruk dialami sebagai bencana yang akan menyebar dengan cepat sekali, bisa sangat berbahaya karena akan menimbulkan kerusakan bila dibiarkan tak Sebaliknya semakin tinggi skor komponen R seseorang, semakin besar kemungkinannya seseorang membatasi jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi.
  4. Endurance (daya tahan), mempertanyakan dua hal yang saling berkaitan yaitu: berapa lamakah penyebab kesulitan akan berlangsung dan berapa lamakah kesulitan itu akan berlangsung. Semakin rendah skor E seseorang, semakin besar kemungkinan seseorang itu menganggap kesulitan dan penyebabnya akan berlangsung lama, kalau bukan selama-lamanya. Semakin tinggi skor E seseorang semakin besar kemungkinannya akan memandang kesuksesan sebagai suatu yang berlangsung lama, atau bahkan

Klasifikasi Skor Adversity Quotient (AQ)

Stoltz (2003:139) memberikan kisaran untuk mengklasifikasikan AQ sebagai berikut.

  • 166-200 apabila AQ keseluruhan berada dalam kisaran ini, mungkin mempunyai kemampuan untuk menghadapi kesulitan yang berat dan terus bergerak maju.
  • 135-165 apabila AQ berada dalam kisaran ini, mungkin sudah cukup bertahan menembus tantangan-tantangan dan memanfaatkan sebagian besar potensi yang berkembang setiap
  • 95-134 biasanya lumayan baik dalam menempuh masalah sepanjang segala sesuatunya berjalan relatif lancar.
  • 60-94 Tipe ini kurang memanfaatkan potensi yang dimiliki. Kesulitan dapat menimbulkan kerugian yang besar dan tidak perlu sehingga sulit dalam melanjutkan menyelesaikan
  • 0-59 ke bawah apabila AQ berada dalam kisaran ini, kemungkinan telah mengalami permasalahan yang tidak perlu dalam sejumlah
10 langkah meningkatkan Adversity Quotient (AQ):
  1. Kenali dan terima emosi Anda: Penting untuk memahami dan mengenali emosi yang muncul saat menghadapi tantangan. Mengakui emosi tersebut akan membantu Anda mengelolanya dengan lebih efektif.
  2. Ubah pola pikir Anda: Coba untuk mengubah pandangan Anda tentang kesulitan. Lihatlah tantangan sebagai peluang untuk belajar, tumbuh, dan mengembangkan ketahanan mental.
  3. Tingkatkan pengetahuan dan keterampilan: Melalui pendidikan, pelatihan, atau pembelajaran mandiri, tingkatkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan situasi atau bidang yang Anda hadapi. Semakin siap Anda dalam menghadapi tantangan, semakin tinggi AQ Anda.
  4. Keluar dari zona nyaman: Melangkah ke luar zona nyaman akan membantu Anda mengembangkan keberanian dan ketahanan. Coba hal-hal baru, ambil risiko yang terkontrol, dan hadapi ketakutan Anda.
  5. Latih ketahanan mental: Praktikkan teknik relaksasi, meditasi, atau latihan pernapasan untuk membantu mengelola stres, meningkatkan fokus, dan menjaga ketenangan pikiran di tengah-tengah tantangan.
  6. Menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, dan relevan
  7. Jalin hubungan yang positif: Bangun dan jaga hubungan yang positif dengan orang-orang yang dapat memberikan dukungan, semangat, dan perspektif yang berharga dalam menghadapi rintangan.
  8. Belajar dari pengalaman: Tinjau kembali pengalaman masa lalu Anda dan identifikasi pelajaran yang dapat Anda ambil. Menggunakan pengalaman sebagai sumber pembelajaran akan membantu Anda tumbuh dan berkembang.
  9. Tetap optimis: Latih diri Anda untuk melihat sisi positif dalam setiap situasi. Fokus pada solusi dan kemungkinan yang ada, bukan pada hambatan dan kegagalan.
  10. Bertindak dengan keberanian: Ambil langkah-langkah kecil namun berani dalam menghadapi tantangan. Melakukan tindakan nyata akan memperkuat ketahanan Anda.

Meningkatkan AQ membutuhkan latihan dan kesabaran. Teruslah berlatih dan mencoba strategi ini secara konsisten akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam menghadapi tantangan dengan lebih baik.

Kesimpulan

Berdasarkan beberapa definisi, AQ adalah suatu kemampuan untuk dapat bertahan menghadapi kesulitan, memecahkan berbagai macam permasalahan, mereduksi hambatan dan rintangan. Artikel ini mengkategorikan AQ berdasarkan empat komponen, yaitu Control (kendali), Origin dan Ownership (asal usul dan pengakuan), Reach (jangkauan), dan Endurance (daya tahan). Adapun pengkategorian AQ menurut Stolz (2004:139) dengan 40 butir angket sebagai berikut:

  • AQ Climbers berada pada interval 135-200 dikarenakan seseorang dapat bertahan dan terus berusaha untuk menyelesaikan permasalahan walaupun menghadapi masalah yang berat.
  • AQ Campers berada pada interval 60-134 dikarenakan seseorang sudah dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki walaupun belum maksimal, lebih memilih jalan yang aman saja, cenderung cepat puas.
  • AQ Quitters berada pada interval 0-59 dikarenakan masih kurang memanfaatkan potensi yang dimiliki sehingga dapat menimbulkan kerugian yang besar dan membuat seseorang kurang bertekad untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

 

Related Posts

2 thoughts on “Adversity Quotient (AQ): Cara Mengukur dan Meningkatkan AQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *